BPKN Lakukan Survey Kebutuhan Konsumen Pada Pasar Tradisional Dan Pasar Modern Di Kota Bekasi

Sumber : Klik disini

Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) melakukan survey menyangkut kebutuhan konsumen dipasar tradisional yaitu Pasar Baru Kota Beksi, juga pasar modern Lulu Hypermart Giant Kota Bekasi. Dengan menggandeng Dinas Perindustrian dan Dinas Perdagangan Kota Bekasi untuk melakukan survey pada bulan ramadhan dan menjelang Idul fitri, kamis (28/03/2024) pagi.

Ketua Komisi Komunikasi dan Edukasi BKPN, Heru Sutadi bersama anggota Komisi Komunikasi dan Edukasi BKPN, Renti Maharaini mengatakakan, berdasarkan Undang-Undang No 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen di Indonesia, salah satu fungsi BPKN melakukan survey menyangkut kebutuhan konsumen sesuai pasal 34 ayat (1) g.

"Salah satu tugas BPKN untuk memastikan kebutuhan konsumen apalagi menjelang hari raya Idul fitri. Selain memantau ketersediaan komoditas yang cukup unruk masyarakat, kita juga melihat bagaimana pergerakan harga. Karena bagaimanapun juga harga akan berpengaruh terhadap konsumen, apalagi nanti d hari raya kebutuhan sembako akan meningkat," ujar Heru

Selain itu, Heru juga menjelaskan dari hasil survey ini ada beberapa harga komoditas mengalami peubahan.

"Hari ini kita melakukan survey di pasar baru Kota Bekasi ini menemukan beberapa hal yang cukup penting diantaranya ada komoditas yang sebelumnya harganya naik, sekarang turun. Seperti harga cabai, beras juga sudah mulai turun, telur juga turun. Ada juga komoditas yang harus kita waspadai karena adanya tren kenaikan. Seperti harga daging, bawang merah, dikarenakan beberapa daerah penghasil ada yang terkena banjir. Dan yang terpenting dari semua itu adalah ketersediaan komoditas itu sendiri. Artinya semua barang itu stocknya mencukupi," jelasnya.

Sementara itu, anggota Komisi Komunikasi dan Edukasi BKPN, Renti Maharaini mengatakakan terkait daya beli masyarakat yang belum ada peningkatan signifikan.

"Tadi adanya keluhan dari pedagang perihal daya beli masyarakat yang landai, belum ada peningkatan signifikan. Dan ini perlu di dorong, walaupun harganya turun, beberapa penjelasan dari pedagang pembelinya belum seperti yang diharapkan. Perlu adanya dorongan juga, apakah THR harus segera di gelontorkan. Atau apalah agar masyarakat mempunyai daya beli sampai dengan lebaran. Selain itu, komoditas yang memang mengalami kenaikan sebelum puasa sampai saat ini masih tinggi salah satunya itu ayam. Dan menjadi fokus kita juga, mudah-mudahan sebelum lebaran bisa turun," katanya

Ia juga menambahkan, terkait perbedaan harga antara pasar tradisional dengan pasar modern tidak terlalu signifikan. Walau sedikit lebih mahal masih taraf relatif.

"Untuk perbedaan antara pasar tradisional dengan modern pasti ada, tapi tidak terlalu jauhlah. Yang terpenting ketersediaan barang sampai hari raya nanti cukup. Apabila ada kenaikan atau kelangkaan komoditas, tugas kami memberitahukan pemerintah. Dan hasil survey pada dua tempat (pasar tradisional dan modern) kami tidak menemukan kelangkaan pada komoditas kebutuhan pokok, dan hargapun masih relatif. Karena biasanya kelangkaan komoditas akan di ikuti dengan kenaikan harga yang tinggi," ucap Renti.

Di tempat yang sama, Analis Perdagangan pada Dinas Perdagangan Kota Bekasi, Eko Wijatmiko tak menampik adanya kenaikan harga beberapa komoditi, semisal beras. Namun demikian, pihaknya (Pemkot Bekasi) telah berupaya mengeluarkan sejumlah kebijakan guna menekan pergerakan harga.

"Kebijakan dimaksud, di antaranya penerapan satu harga untuk pangan strategis seperti beras dengan kisaran harga Rp10.900 sampai Rp14.000 per kilogram untuk jenis medium," kata Eko,

Di sisi lain, menurutnya, pasokan bahan kebutuhan pokok di Kota Bekasi terpantau aman.

"Untuk komoditi beras misalnya, baik beras premium maupun yang medium, kami sudah distribusikan melalui distributor dan downline Bulog di Kota Bekasi," pungkasnya.